Senin, 15 Maret 2010

Batik Cirebon

Tak ada perbedaan signifikan antara wastra batik Keraton Kasepuhan dan Kanoman. Di bawah pemerintahan Sunan Gunung Jati, Cirebon merupakan kerajaan Islam tua di Jawa sekaligus pelabuhan penting jalur perdagangan dunia dari Arab, Cina, Eropa, India, dan Persia. Keterbuakaannya pada dunia luar itu menghasilkan batik Cirebon dengan pola dan gaya yang tidak ada duanya.

Semula dibuat khusus untuk para sultan, berkaitan dengan upacara keagamaan, hias rias istana dan sarana penolak bala, pola batik Cirebon dipengaruhi oleh elemen budaya Cina, sebagaimana tampak pada motof mega pada pola mega mendung dan wadasan (batu karang)pada pola wadasan. Dua pola terkenal ini dipercaya sebagai refleksi dari cagar budaya Goa Sunyaragi, yang dibangun dan dipersembahkan untuk Putri Cina, permai suri raja di zaman dahulu.

Berdasar kuning gading atau kuning muda, beken sebagai kuning Cirebon, pola dan motif batik Cirebon juga merefleksi situasi kota dan ikon keraton, misalnya pola kereta kasepuhan dan peksi naga liman, hewan mitos gabungan dari wujud garuda-naga-gajah, ataupun pola kapal kandas. Ada pula pola-pola stilasi adegan gambar yang diangkat dari khazanah cerita pewayangan dan cerita panji, atau patran kangkung (pola pohon kangkung)

0 comments:

Posting Komentar